Welcome..!!!

Saya ucapkan terimakasih karena telah "nyasar" ke blog saya. Semoga Blog ini berguna bagi kita semua..... Amien....

Jumat, 10 Desember 2010

STRUKTUR ORGANISASI DI SEKOLAH

Sistem pendidikan merupakan pencerminan dari sistem sosial. Sistem pendidikan mempunyai fungsi utama sebagai lembaga pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut merupakan alat yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan kepentingan individu dengan kepentingan sosial dan sebagai suatu model umum dari keterkaitan sosial yang akan berujung pada suatu tujuan bersama di masa mendatang.
MODEL BIROKRASI DARI WEBER
Max Weber adalah sosok yang dikenal sebagai bapak birokrasi. Dalam model yang diajukan Weber, karakteristik ideal yang dimiliki oleh birokrasi adalah sebagai berikut (dalam Islamy, 2003):
1. Pembagian Kerja / Spesialisasi (Division of Labor)
Dalam menjalankan berbagai tugasnya, birokrasi membagi kegiatan - kegiatan pemerintahan menjadi bagian-bagian yang masing - masing terpisah dan memiliki fungsi yang khas. Pembagian kerja seperti ini memungkinkan terjadinya spesialisasi fungsi. Dengan cara seperti ini, penugasan spesialis untuk tugas-tugas khusus bisa dilakukan dan setiap mereka bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya masing - masing.
Efisiensi akan meningkat ketika divisi para pekerja mampu menghasilkan tenaga kerja khusus yang memiliki pengetahuan luas, para ahli yang sesuai dengan bidangnya, serta mereka mampu menjalankan kewajiban sesuai dengan aturan yang berlaku.
Tugas-tugas birokrasi hendaknya dilakukan oleh masing-masing pegawai yang benar-benar memiliki keahlian khusus (specialized expert) dan bertanggung jawab demi tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien
2. Adanya Prinsip Hirarki Wewenang (The Principle of Hierarchi)
Ciri khas birokrasi adalah adanya wewenang yang disusun secara hirarkis atau berjenjang. Hirarki itu berbentuk piramid yang memiliki konsekuensi semakin tinggi suatu jenjang berarti pula semakin besar wewenang yang melekat di dalamnya dan semakin sedikit penghuninya. Hirarki wewenang ini sekaligus mengindikasikan adanya hirarki tanggung jawab. Dalam hirarki itu setiap pejabat harus bertanggung jawab kepada atasannya mengenai keputusan-keputusan dan tindakan-tindakannya sendiri maupun yang dilakukan oleh anak buahnya. Pada setiap tingkat hirarki, para pejabat birokrasi memiliki hak memberi perintah dan pengarahan pada bawahannya, dan para bawahan itu berkewajiban untuk mematuhinya. Sekalipun begitu, ruang lingkup wewenang memberi perintah itu secara jelas dibatasi hanya pada masalah-masalah yang berkaitan langsung dengan kegiatan resmi pemerintahan.
Organisasi birokrasi mengikuti prinsip hirarki sehingga setiap unit yang lebih rendah berada dalam pengendalian dan pengawasan organisasi yang lebih tinggi. Setiap pegawai dalam hirarki administrasi bertanggungjawab kepada atasannya. Keputusan dan tindakan harus dimintakan persetujuan kepada atasan. Agar dapat membebankan tanggungjawabnya kepada bawahan, ia memiliki wewenang / kekuasaan atas bawahannya sehingga ia mempun¬yai hak untuk mengeluarkan perintah untuk ditaati dan dilaksanakan oleh bawahan. Meskipun masing-masing pegawai yang berada pada jenjang mempunyai otoritas-birokratis tetapi penggunaan otoritas tersebut tetap harus relevan dengan tugas-tugas resmi organisasi.
3. Adanya Sistem Aturan (System of Rules)
Kegiatan pemerintahan diatur oleh suatu sistem aturan main yang abstrak. Aturan main itu merumuskan lingkup tanggung jawab para pemegang jabatan di berbagai posisi dan hubungan di antara mereka. Aturan-aturan itu juga menjamin koordinasi berbagai tugas yang berbeda dan menjamin keseragaman pelaksanaan berbagai kegiatan itu.
Operasi kegiatan dalam birokrasi dilaksanakan berdasarkan sistem aturan yang ditaati secara konsisten. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin adanya rasa tanggung jawab masing-masing anggota organisasi bagi pelaksanaan tugasnya. Sistem yang distandarkan ini dirancang untuk menjamin adanya keseragaman dalam melaksanakan setiap tugas, tanpa memandang jumlah personil yang melaksanakan dan koordinasi tugas – tugas yang berbeda-beda. Aturan-aturan yang eksplisit tersebut menentukan tanggung jawab setiap anggota organisasi dan hubungan diantara mereka, namun tidak berarti bahwa kewajiban birokrasi sangat mudah dan rutin. Tugas – tugas birokrasi memiliki kompleksitas yang bervariasi, dari tugas-tugas biasa yang sifatnya rutin hingga tugas – tugas yang sulit.
4. Hubungan Impersonal (Formalistic Impersonality)
Para pejabat birokrasi harus memiliki orientasi impersonal. Mereka harus menghindarkan pertimbangan pribadi dalam hubungannya dengan bawahannya maupun dengan anggota masyarakat yang dilayaninya. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlakuan yang adil bagi semua orang dan persamaan pelayanan administrasi.
Idealnya pegawai- pegawai bekerja dengan semangat kerja yang tinggi, tanpa rasa benci atas pekerjaannya atau terlalu berambisi. Standar operasi prosedur dijalankan tanpa adanya interferensi (dicampur) kepentingan personal. Tidak dimasukannya pertimbangan personal adalah untuk keadilan dan efisiensi. Impersonal detachment menyebabkan perlakuan yang sama terhadap semua orang sehingga mendorong demokrasi dalam sistem administrasi.
5. Sistem Karier (Career System)
Pekerjaan dalam birokrasi pemerintah adalah pekerjaan karier. Para pejabat menduduki jabatan dalam birokrasi pemerintah melalui penunjukan, bukan melalui pemilihan, seperti anggota legislatif. Mereka jauh lebih tergantung pada atasan mereka dalam pemerintahan daripada kepada rakyat pemilih. Pada prinsipnya, promosi atau kenaikan jenjang didasarkan pada senioritas atau prestasi, atau keduanya. Dalam kondisi tertentu, birokrat itu juga memperoleh jaminan pekerjaan seumur hidup.
Terdapat sistem promosi yang didasarkan pada senioritas atau prestasi, atau kedua-duanya. Karyawan dalam organisasi birokratik berdasarkan pada kualifikasi tehnik dan dilindungi dari penolakkan sepihak. Kebijakan personal seperti itu mendorong tumbuhnya loyaritas terhadap organisasi dan semangat kelompok (esprit de corps) di antara anggota organisasi.
STRUKTUR ORGANISASI MEKANIK DAN ORGANIK
Ciri-ciri struktur organisasi mekanik:
-Divisi dan spesialisasi yang tinggi.
-Koordinasi dilakukan oleh hirarki kekuasaan.
-Banyak peraturan dan undang-undang.
-Tanggung jawab dalam satu pekerjaan.
-Pengendalian hirarki dalam komunikasi.
-Kekuasaan terpusat pada puncak hirarki.
-Komunikasi vertikal secara langsung.
-Kepatuhan dan disiplin.
Ciri-ciri struktur organisasi organik:
-Divisi dan spesialisasi pekerja rendah, kontribusi individu sangat dibutuhkan.
-Koordinasi dilakukan dengan penilaian timbal balik.
-Ada pembagian tanggung jawab.
-Tanggung jawab dan komitmen pada organisasi merupakan sebuah kewajiban.
-Sentralisasi rendah.
-Komunikasi horisontal.
-Komitmen pada tujuan organisasi melalui kepatuhan dan kesetiaan.
STRUKTUR ORGANISASI FORMAL DI SEKOLAH
Sekolah adalah organisasi formal dengan bermacam-macam karakteristik yang sama dengan organisasi birokrasi (Max Abbot, 1965, 5)
Tabel: SOI (School Organizational Inventory)
Skala otoritas hirarki
-Anggota staf sekolah selalu mendapatkan perintah dari atasan.
-Saya selalu bertanya kepada kepala sekolah sebelum saya mengerjakan sesuatu.
Skala spesialisasi
-Tujuan instruksinal dikerjakan oleh guru-guru yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.
Skala Peraturan
-Guru-guru tetap memeriksa peraturan-peraturan yang ada.
Skala Langkah-langkah kekhususan
-Setiap saat kita mengikuti prosedur opersional.
Skala Impersonaliti
-Problem yang ada dari siswa dan orang tua ditangani dengan cara yang sama.
Skala Teknik Kompetensi
-Pengalaman mengajar merupakan guru yang paling baik.
KERANGKA STRUKTUR MINTZBERG
Lima bagian dasar organisasi menjadi dasar kerangka struktur Mintzberg.
Adapun kerangka struktur Mintzberg adalah
1.Susunan sederhana : Puncak strategi merupakan kunci dan supervisi langsung merupakan tujuan inti pengkoordinasian.
2.Organisasi birokrasi : Teknostruktur merupakan kunci penting. Standarisasi proses suatu pekerjaan merupakan tujuan inti pengkoordinasian.
3.Birokrasi ahli : Inti dari pelaksanaan termasuk kunci penting. Standarisasi keahlian merupakan inti dari tujuan koordinasi tersebut.
4.Bentuk Divisi : Barisan tengah merupakan bagian pokok. Standarisasi hasil adalah inti dari tujuan koordinasi tersebut.
5.Adhocracy : Dukungan pegawai merupakan kunci penting dan penyesuaian diri adalah inti dari tujuan koordinasi tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
http://blog.unila.ac.id/ekobudisulistio/category/birokrasi-publik/
Hoy,Wayne. K. & Cecil G. Miskel. 1991. Educational Administration, New York: McGraw-Hill. Inc.

Read More......

KONSEP ORGANISASI SEKOLAH

1. Organisasi :
    a. Realitas
        1). Sering dikacaukan dengan pengertian manajemen
        2). Sulit dipisahkan dengan manajemen.
    b. Definisi

      Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang bekerja sama secara terstruktur untuk    mencapai tujuan tertentu.

2). Manajemen
     Dapat didefinisikan sebagai seni mencapai sesuatu melalui orang lain.Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi.

2. Aspek-aspek Organisasi

a. Struktur atau susunan
b. Penyusunan atau penempatan orang-orang
     1). Kerjasama
     2). Kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab
     3). Tujuan bersama

2. Organisasi <------> Para Pelaksana

a. Pembagian kerja
b. Pengolong-golongan jenis pekerjaan
c. Pemberian wewenang
d. Saluran perintah
e. Tanggung jawab

3. Sekolah

a. Gedung
b. Lingkungan
c. Fungsi-fungsi
d. Program-program
e. Unsur/komponen
    1). Personal :
          a). Kepala Sekolah
          b). Guru
          c). Karyawan
          d). Murid
          e). ……………………….. dll.

    2). Material : Nonpersonal
         a). Kurikulum
         b). Media, sumber belajar, dan peralatan pembelajaran
         c). Perlengkapan pendukung
         d). Dana

4. Organisasi Sekolah

Robert J.Krajewski, 1983:

An organization as complex as the elementary school is only as good as the people who manage it.”.

a. Aspek-aspek Organisasi Sekolah
    1). Tugas dan tanggung jawab
          a). Proporsional pembagian
          b). Kesesuaian dengan
               1). Kemampuan
               2). Fungsi
               3). Wewenang/tanggung jawab.

b. Struktur organisasi sekolah
     1). Individu mengetahui tugas, wewenang, dan tanggung jawab
     2). Terhindar pola kepemimpinan otoriter
     3). Terdukung
           a). Pola kerja demokratis
           b). Partisipasi aktif seluruh unsure/komponen sekolah
           c). Terpupuk suasana/kehidupan sekolah yang paedagogis.
    4). Kepala sekolah : Organisator dan pemimpin bertanggung jawab  mengelola seluruh sumber daya/komponen sekolah.

Read More......